Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Panduan Pembuatan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)



Assalamu'alaikum...
Saat ini orientasi pembuatan soal untuk penilaian diarahkan ke model asesmen Higher Order Thinking Skills (HOTS). Hal ini diterapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kecakapan abad 21, yaitu:
  1. Kemampuan menghadapi lingkungan yang terus berubah diperlukan Kualitas Karakter : Iman & taqwa, Rasa ingin tahu, Inisiatif, Gigih, Kemampuan beradaptasi, Kepemimpinan, Kesadaran sosial dan budaya.
  2. Kemampuan mengatasi Kompetensi/tantangan yang kompleks diperlukan Berpikir kritis/memecahkan masalah, Kreativitas, Komunikasi, Kolaborasi.
  3. Kemamapuan menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari literasi Dasar : Baca tulis, Berhitung, Literasi sains, Literasi informasi teknologi dan komunikasi, Literasi keuangan, Literasi budaya dan kewarganegaraan
Bagaimanakan cara pembuatan soal HOTS?. Pada kesempatan ini admin mencoba untuk berbagi informasi tentang materi Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan cara pembuatan soal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

Higher Order Thinking Skills merupakan salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan selama proses pendidikan adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir setiap orang akan terus berkembang dan dapat dipelajari karena rasa ingin tahu manusia juga terus berkembang. Secara umum, terdapat empat tingkat berpikir berikut ini.
  1. Menghafal (recall thinking), merupakan tingkat berpikir paling rendah yang terdiri atas keterampilan hampir otomatis atau refleksif.
  2. Dasar (basic thinking), merupakan keterampilan dasar yang meliputi memahami konsep-konsep seperti penjumlahan, perkalian, dan sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-soal.
  3. Berpikir kritis (critical thinking), yaitu berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek.
  4. Berpikir kreatif (creative  thinking), merupakan kegiatan menyatukan ide, mencipta ide baru, dan mampu menentukan keefektifannya.
Menurut Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001) tingkat  kemampuan berpikir  dibedakan dengan mengelompokkan berdasarkan  dimensi pengetahuan dan proses. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses terdiri atas kategori mengingat, memahami, aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan. Pengelompokan oleh Bloom ini dikenal dengan nama taksonomi Bloom. 

Dari keenam proses kognitif dalam taksonomi Bloom, tingkat analisis, evaluasi, dan menciptakan merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga proses lainnya.  Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) termasuk di dalamnya yaitu berpikir kritis, logis, kreatif, reflektif, dan metakognitif (FJ King, Ludwika, Faranak Rohani).

Berpikir kritis, menurut Ennis, adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Menurut Paul dan Elder (2006), berpikir kritis menunjukkan beberapa karakter  berikut.
  1. Skeptis (skeptycal)
  2. Aktif, tidak pasif. Selalu bertanya, menganalisis, dan mampu mengkomunikasikan argumen.
  3. Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki keinginan untuk saling adu argumen.
Menurut Coleman & Hammen (1974) berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk konsep, penemuan, atau karya seni. Salah satu cara mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya bahwa sesuatu itu dapat dilakukan. Dengan demikian akan muncul adanya suatu dorongan yang dapat menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang diinginkan. Sedangkan menurut de Bono dan Perkins, ciri-ciri orang yang berpikir kreatif antara lain memiliki ide atau gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan arus, memunculkan pemikiran yang tidak atau belum popular, optimistik,  tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan berani menanggung resiko.

Kemampuan berpikir untuk menilai kemampuan sendiri disebut dengan metakognisi. Metakognisi meliputi kesadaran proses berpikir seseorang, self-monitoring, serta penerapan pengetahuan dan langkah-langkah untuk berpikir. Bagaimana mengembangkan HOTS? Berikut beberapa strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 
  1. Membuat peta konsep
  2. Mengajukan pertanyaan
  3. Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
  4. Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
  5. Menggunakan analogi
  6. Eksperimen berbasis inkuiri
  7. Metode proyek
  8. Latihan –latihan membuat keputusan
  9. Pemecahan masalah
Berkaiatan dengan penilaian atau assement yang berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan :
  1. Transfer satu konsep ke konsep lainnya 
  2. Memproses dan menerapkan informasi 
  3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda  
  4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah  
  5. Menelaah ide dan informasi secara kritis 
Higher-order thinking termasuk menunjukkan pemahaman akan informasi dan bernalar bukan sekedar mengingat kembali/recall informasi. Beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis. Kemampuan/ keterampilan yang dimiliki dalam berpikir tingkat tinggi, Higher Order Thinking Skills (HOTS) yaitu:
  1. Berfikir Kritis adalah berfikir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah.  Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir, mengingat, dan menganalisa informasi.  Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.  Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis.  Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
  2. Berfikir Kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif.  Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks.  Kegiatan yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya.  Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru
  3. Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara satu kelompok/informasi atau menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Contohnya Kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri- cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut, menentukan apakah satu kelompok sejajar/lebih tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan muncul, menentukan mana yang memberikan pengaruh dan mana yang menerima pengaruh, menemukan keterkaitan antara fakta dengan kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian berikutnya, menemukan pikiran pokok penulis/pembicara/ nara sumber, menemukan kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya dengan karya lainnya, dan sebagainya
  4. Kemampuan menilai/mengevaluasi suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria(menilai suatu ide, kreasi, cara, atau metode). Contohnya: Kemampuan menilai apakah informasi yang diberikan berguna, apakah suatu informasi/benda menarik/ menyenangkan bagi dirinya, adakah penyimpangan dari kriteria suatu pekerjaan/keputusan/peraturan, memberikan pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih berdasarkan kriteria, menilai benar/salah/bagus/jelek dan sebagainya suatu hasil kerja berdasarkan kriteria.
  5. Mencipta/membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya. Contohnya Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari berbagai sumber yang dibacanya, membuat suatu benda dari bahan yang tersedia, mengembangkan fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan berbagai bentuk kreativitas lainnya.
Materi diatas adalah sedikit tentang pembelajaran dan penilaian berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) secara lebih rinci dan jelasnya Bp/Ibu bisa membaca dan mempelajari Buku Panduan Pembelajaran Berorientasi HOTS dan Buku Panduan Penilaian Berorientasi HOTS yang telah Admin siapkan. Semoga Bermanfaat. Mohon maaf banyak kekurangan, saran dan masukan sangat berarti untuk perbaikan kedepan, jika bermanfaat dan membantu silahkan di SHARE. Terima kasih atas kunjungannya dan jangan lupa KLIK IKUTI di kolom FOLLOWERS supaya memperoleh informasi POSTINGAN terbaru. Buku Panduan Pembelajaran Berorientasi HOTS dan Buku Panduan Penilaian Berorientasi HOTS bisa di baca on line dan di download di bawah ini.
Wassalamu'alaikum...
  • Baca dan Download Buku Panduan Pembelajaran Berorientasi HOTS

  • Baca dan Download Buku Panduan Penilaian Berorientasi HOTS

Post a Comment for "Panduan Pembuatan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)"