Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keputusan Terprogram Dan Keputusan Yang Tidak Terprogram


Assalamu,alaikum...Wr.Wb.
Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT. Amin. Tetap semangat dan terus melaksanakan perkuliahan. Pada kesempatan ini Admin mohon ijin berbagi informasi:

Selanjutnya informasi terbaru lainnya silahkan KLIK TULISAN BIRU INI.

Mohon izin untuk membahas.
Tipe keputusan yang sering diambil oleh seorang manajer yaitu Keputusan terprogram dan Keputusan yang tidak terprogram. Sebelum menyampaikan tipe keputusan dalam manajemen, saya akan menyajikan contoh kasus dari seorang pengusaha home industry Tahu Tempe yang dikelola dirinya sendiri, sehingga secara otomatis di memiliki peran ganda, dia berperan sebagai manajer tingkat atas, dia juga berperan sebagai manajer tingkat menengah, dan dia juga berperang sebagai manajer tingkat bawah.
 
1.        Keputusan Terstruktur/terprogram (structured/programmed decision) adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah.
Contoh kasus :
Seorang pengusaha rumahan (home industri) Tahu Tempe selalu melakukan belanja kacang kedelai secara rutin setiap satu minggu sekali untuk bahan baku dan persediaan. Keputusan untuk belanja bahan baku secara rutin disetiap minggu adalah contoh pengambilan keputusan terstruktur.

2.       Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured/non programmed decision) adalah keputusan yang jarang dilakukan atau tidak terjadi berulang-ulang. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. 
Contoh kasus :
Seorang pengusaha Home Industri Tahu Tempe harus selalu bisa mengambil keputusan dengan cepat ketika mengetahui harga bahan baku dipasaran melonjak naik atau turun. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaannya agar harga penjualan tahu tempenya di pasaran selalu stabil tapi tidak mengalami kerugian.
 
Tetapi dalam hal ini Jogiyanto (2019 ; 3.6)) berpendapat bahwa dianatara kedua nya ada yang disebut dengan
Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision), adalah keputusan yang sebagian dapat deprogram karena berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur. Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci.
Contoh kasus :         
Seorang pengusaha tahu tempe harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada perusahaan home industri Tahu Tempe miliknya, ketika mesin penggiling kacang kedelai untuk pembuatan tahu harus diganti, maka dia harus menghitungan dengan teliti sebelum melakukan investasi pada mesin penggilingan yang akan dibelinya agar investasi yang dilakukan tidak merugikan. Karena kerusakan mesin ini jarang terjadi, dan proses analisis investasi akan selalu berulang, bukan hanya pada pembelian mesin penggiling, maka ketika kasus ini terjadi dan terselesaikan berarti pengusaha tahu tempe ini telah mengambil keputusan setengah terstruktur.
 
Alat peramalan yang digunakan baik secara kuantitatif dan kualitatif dalam pengambilan keputusan
peramalan merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperkirkan (meramalkan) kondisi masa mendatang dengan menggunakan informasi masa lalu dan informasi lain yang relevan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Alat peramalan ada dua macam:
1.       Alat peramalan kuantitatif
Peramalan kuantitatif menggunakan  data angka (kuantitatif) untuk memperkirakan kondisi masa mendatang, alat ini ada dua macam, yaitu
Time Series, metode ini dikerjakan dengan mengurutkan data berdasrakan urutan waktu, kemudian memperkirakan kondisi mendatang. Alat ini sangat bermanfaat apabila manajer mempunyai data cukup banyak dan pola pergerakan variable relative stabil.
Peramalan sebab akibat.dalam peramalan ini sangat di pengaruhi factor-faktor diluar system yang memengaruhi variable yang kita ramal, factor tersebut adalah factor sebab akibat dari luar system.
2.       Alat peramalan kualitatif 
Yang dimaksud peramalan kalitatif adalah bukan peramalan yang menggunakan analisis matematika dan data statistic yang canggih, maksud dari kaulitatif disini adalah alat peramalan yang menggunakan pertimbangan serta pengetahuan dan pengalaman individu atau kelompok. Alat peramalan kualitatif ada lima macam, diantaranya adalah:
a. Metode pendapat kelompok, adalah kumpulan dari beberapa manajer tentang penjualan di masa mendatang.
b. Metode Delphi, adalah pendapat sekelompok para ahli tentang pandangan kejadian dimasa mendatang.
c. Sales-forcecomposition, adalah prediksi penjualan dimasa mendatang berdasarakan pendapat salesman yang telah melakukan kontak langsung dengan pembeli.
d. Analisis multikriteria atau analisis multi atribut, adalah pencegahan kecenderungan manusia yang mefokuskan pada satu criteria alternative saja (biasanya yang menarik) dan melupakan kriteria lainnya yang sama pentingnya.
e. Evaluasi program, adalah melakukan penilaian terhadap penggabungan dan menginterpretasikan hasil nya untuk memperkirakan penjualan dimasa mendatang.
 
Sumber : 
  • Mamduh Hanafi, 2019: 3.13, Manajemen, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan,
  • Jogiyanto, 2019: 3.1, Sistem Informasi Manajemen, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, 

Selanjutnya informasi terbaru lainnya silahkan KLIK TULISAN BIRU INI.

Semoga informasi materi diatas bermanfaat. Mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan, saran dan masukan sangat berarti untuk perbaikan kedepan, jika bermanfaat dan membantu silahkan di SHARE. Terima kasih atas kunjungannya.
Wassalamu'alaikum...Wr.Wb. 

Post a Comment for "Keputusan Terprogram Dan Keputusan Yang Tidak Terprogram"