Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Proses Komunikasi Dalam Organisasi

 

Assalamu,alaikum...Wr.Wb.
Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT. Amin. Tetap semangat dan terus melaksanakan perkuliahan. Pada kesempatan ini Admin mohon ijin berbagi informasi:
Mohon izin untuk membahas.

Proses Komunikasi Dalam Organisasi

Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan juga ada penyampaian pesan untuk dapat mewujudkan motif komunikasi. Adapun yang pihak yang terlibat dalam proses komunikasi yang sederhana dalam sebuah organisasi, diantaranya:
1.       Komunikator/pengirim/sender
Komunikator merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator adalah  seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau komunikasi.
2.       Pesan
Pesan sendiri mempunyai makna yaitu setiap pemberitahuan yang berisikan, kata, maupun komunikasi secara lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.Pesan sendiri menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.
Dalam hal media penyampaian pesan yang digunakan selian menggunakan lisan dan tulisan dalam hal ini bila menggunakan orang/manusia sebagai pembawa pesan, maka pembawa pesan ini juga termasuk kedalam pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.
3.       Penerima
Penerima merupakan pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirimkan oleh sumber. Pesan atau stimulasi yang telah diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma, serta perbuatan bahkan tingkah laku lawan bicara.

Dalam Mamduh Hanafi (2019), dijelaskan teori motivasi dari Maslow, Alderfer dan Herzberg sebagai berikut:

Maslow

1.      Kebutuhan Aktualisasi Diri, 
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Bahkan kebutuhan akan aktualisasi diri ini cenderung untuk meningkatkan potensinya karena seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri akan senang degan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
2.       Kebutuhan Pengakuan, 
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk status dan atau posisi untuk dihormati, dihargai atas prestasinya, pengakuan atas kemampuan dan keahlian serta efektifitas kerja seseorang.
3.       Kebutuhan Sosial, 
Yaitu kebutuhan untuk perhatian, perasaan bersatu, persahabatan, afiliasi dana interaksi yang kontak dengan manusia lainnya yang lebih erat. Dalam berkaitan dengan organisasi adalah kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
4.       Kebutuhan Kemananan,
Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja, Yang intinya adalah bebas dari ketakutan akan ancaman
5.       Kebutuhan Fisiologis, 
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup sandang pangan dan papan.

ERG Aldefer

Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : 
  1. Ekstensi (E)
  2. Keterkaitan (Relatedness) (R)
  3. Pertumbuhan (Growth) (G). 
yang merupakan gabungan dari teori Maslow. 
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa suatu kebutuhan masih tetap kuat (ingin dipenuhi) meskipun kebutuhan lain sudah terpenuhi ataupun belum terpenuhi.

Herzberg

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, yaitu: 
  1. Factor motivasi (satiesfier)
  2. Factor hygiene (dissatiesfiers)
Factor motivasi (satiesfier) Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab. 
Factor hygiene (dissatiesfiers) adalah bukan merupakan factor pendorong yang artinya jika factor ini ada maka seseorang akan tergangu kerjanya, tetapi bila factor ini dilihilangkan motivasi tidak akan muncul. Jadi dapat disimpulkan bahwa factor hygiene (dissatiesfiers) ada pemicu munculnya factor motivasi (satiesfier).

Konflik yang mungkin terjadi dalam organisasi, diantaranya sebagai berikut:
1.       Konflik Personal
Konflik personal adalah konflik yang terjadi antara individu satu dan individu lainnya dalam satu organisasi. Konflik ini muncul biasanya karena perbedaan pandangan atau pendapat antar individu dengan personalitas masing-masing  atau memang tidak menyukai satu sama lain dengan berbagai alasan. Misalnya menetapkan perbedaan pendapat dalam strategi pemasaran antara satu menejer dengan menejer lainnya, bisa juga karena disebabkan factor pribadinya. Dalam dunia kerja, rivalitas, ketimpangan kinerja, miskomunikasi, dan karakter kepemimpinan yang buruk merupakan faktor umum penyebab terjadinya konflik antar personel dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
2.       Konflik Intragrup
Konflik intragrup secara sederhana adalah konflik yang terjadi antara seseorang dengan kelompok atau antar kelompok/ divisi kerjanya dalam satu organisasi. Misalnya dalam departemen keuangan muncul perbedaan pendapat yang perbedaan ini membetuk beberapa kelompok yang berbeda pandangan dalam menentukan strategi pemasaran. 
3.       Konflik Intergrup
Jenis konflik internal adalah konflik intergrup, yang terjadi antar divisi dengan divisi yang ada dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Konflik horizontal yang terjadi dalam perusahaan ini bisa umumnya disebabkan oleh rivalitas dan miskomunikasi.
Contoh: 
Konflik divisi sales dengan divisi keuangan. Divisi sales menganggap biaya operasional dirasa sangat kurang untuk mencapai target yang ditentukan. Sementara devisi keuangan tidak bisa berbuat apa-apa karena memang operasional tim sales sudah dilakukan pembudgetan.
Divisi keuangan merasa tidak melakukan kesalahan dan tim sales juga dalam operasinya merasa tidak mendaptkan dukungan yang akhirnya akan membuat produktivitas menurun. 
4.       Konflik Interorganisasional
Konflik ini terjadi antar organisasi, misalnya organisasi LSM menuduh perusahaan melakukan perusakan lingkungan, sementara perusahan berargumen sudah melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan lingkungan.

Demikian tanggapan saya, terima kasih.
Semoga informasi materi diatas bermanfaat. Mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan, saran dan masukan sangat berarti untuk perbaikan kedepan, jika bermanfaat dan membantu silahkan di SHARE. Terima kasih atas kunjungannya.
Wassalamu'alaikum...Wr.Wb.

Post a Comment for "Proses Komunikasi Dalam Organisasi"