Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metodologi Penelitian PTK || Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture BAB III Bagian 11

 


Assalamu'alaikum.Wr.Wb.
Semoga kita semua ada dalam lindungan Allah SWT. Amin. Pada kesempatan ini Admin akan berbagi informasi tentang cara membuat Laporan Penelitian Tindakan Kelas dari awal sampai akhir sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pada bagian 11 ini akan membahas tentang contoh Bab III Metodologi Penelitian PTK.
Admin juga berbagi informasi tentang informasi pendidikan diataranya:

Dibawah ini contoh Bab III Metodologi Penelitian PTK:

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A.    Setting Penelitian

1.   Waktu Penelitian
PTK ini dilaksanakan dari bulan November 2016 sampai dengan bulan Maret 2017. Khusus pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan setiap hari sabtu dikarenakan pada hari lainnya digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran lainnya sesuai dengan program semester yang telah dibuat sedangkan rentang tanggal untuk perhitungan minggu, yaitu tanggal 1 s.d 7 = minggu ke 1,  tanggal 8 s.d 14 = minggu ke 2,  tanggal 15 s.d 22 = minggu ke 3,  tanggal 22 s.d 28 = minggu ke 4,  dan tanggal 29 s.d 31= minggu ke 5. Adapun perincian rencana jadwal pelaksanaan PTK, sebagai berikut:
























2.   Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di ruang kelas III SD Negeri .............. dengan alamat Jl. ............... Kode POS .......... Penelitian dilaksanakan dialamat tersebut kerena peneliti menemukan permasalahan rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa setelah peneliti melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA KD 1.2. Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. 

B.   Subjek Tindakan

Subyek penelitian dalam PTK ini yaitu siswa kelas III SD Negeri ...................... dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa dengan kondisi awal rata-rata nilai kelas 65 dari KKM yang ditetapkan sebesar 70, sedangkan siswa tuntas belajar 15 siswa (56% siswa), siswa tidak tuntas belajar 12 siswa (44% siswa) dari ketuntasan belajar yang ditetapkan sebesar 80% dan selama pembelajaran siswa kurang aktif.

C.   Sumber Data

Sumber data dalam PTK ini menggunakan dua sumber data, yaitu :
a. Sumber data primer, yaitu data diperoleh dari yang diteliti/subjek. Adapun yang menjadi sumber data primer dalam PTK ini adalah siswa kelas III SD Negeri .................. dengan jumlah 27 siswa. Data diperoleh dari hasil penilaian aktivitas siswa selama pembelajaran, hasil tes dan analisis soal tes, dan ketuntasan belajar siswa siklus 1 dan siklus 2.
b. Sumber data sekunder, yaitu data diperoleh dari dari teman sejawat PTK, Pembimbing PTK dan sumber lain yang mendukung dalam penelitian. Data diperoleh dari hasil pengamatan teman sejawat PTK pada pelaksanaan pembelajaran dikelas siklus 1 dan siklus 2, hasil pembahasan pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 bersama teman sejawat PTK dan pembimbing PTK.

D.   Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam PTK ini data akan dikumpulkan dengan teknik:
1.   Tes tertulis 
Tes tertulis digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada akhir siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan lembar tes kompetensi dasar.
2.   Observasi 
Observasi yang digunakan peneliti dalam PTK ini yaitu:
a. Observasi yang digunakan peneliti untuk menilai aktivitas belajar siswa selama menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang dilaksanakan peneliti di kelas pada siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan lembar observasi penilaian aktivitas belajar siswa. 
b. Observasi yang digunakan teman sejawat untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dikelas pada peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan lembar observasi penilaian pembelajaran dikelas..

E.   Validitasi Data

Instrumen tes dikatakan valid jika benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menentukan validitas suatu instrumen tes hendaknya dilihat dari macam-macam validitas yang dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yang berdasarkan pelaksanaannya, yaitu :
1.   Validitas Teoritik
Validitas teoritik atau validitas logik adalah validitas alat evaluasi yang dilakukan berdasarkan pertimbangan teoritik atau logika. Agar hasil dari pertimbangan sesuai dengan keinginan maka sebaiknya dilakukan oleh para ahli yang berpengalaman dalam bidangnya. Jenis dari validitas teoritik ada dua, antara lain :
a.   Validitas Isi (content valiadity).
Validita isi mengacu pada sejauh mana materi tes tersebut dapat mengukur keseluruhan bahan atau materi yang telah diajarkan. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh tes hasil belajar.
b.   Validitas konstruk (construct valiadity).
Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana alat ukur tersebut dapat mengungkap keseluruhan konstruk yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes tersebut. Maksud konstruk disini adalah konsep hipotesis (hypothetical concept) yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat tes. Validitas konstruk biasa digunakan dalam pengukuran-pengukuran psikologi, seperti pengukuran sikap, minat, tingkah laku, dan lain-lain.
2.   Validitas Empirik
Validitas empirik diperoleh dengan memperhatikan hubungan yang ada antara alat (ujian) yang sedang dipelajari dengan pengukuran atau kenyataan-kenyataan yang lain. Bahan bahan pembanding ini mungkin diperoleh bersamaan waktunya dengan waktu penyelenggaraan ujian yang dimaksud mungkin juga tidak. Jenis dari validitas empirik ini ada tiga, yaitu :
a.   Validitas Pengukuran Setara (Congruent Validity)
Jenis kevalidan ini menunjukkan kenyataan yang diperoleh dengan
mengkorelasikan hasil suatu ujian dengan pengukuran yang setara (mengukur fungsi yang sama). Demikianlah, mengkorelasikan hasil sebuah tes intelegensi yang baru dengan hasil tes intelegensi yang sudah ada akan memberikan kenyataan validitas jenis ini.
b.   Validitas Pengukuran Serentak (Concurrent Validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun sudah valid atau belum. Untuk ini diperlukan sebuah kriterium masa lalu yang sekarang datanya dia memiliki misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan sumatif yang lalu.
c.   Validitas Ramalan (Predictive Validity)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Dalam pelaksana PTK pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 dan siklus 2 supaya hasil tes benar-benar cocok dengan yang hendak diukur atau instrumen tes yang digunakan valid, peneliti menggunakan: 
1. Validitas teoritik khususnya validitas isi (Content Valiadity) yaitu dengan menyusun instrumen kisi-kisi soal terlebih dahulu.
2. Validitas Empirik khususnya validitas pengukuran serentak (Concurrent Validity) dimana peneliti mempunyai data hasil tes sebelumnya (hasil tes pra siklus) yaitu hasil analisis soal tes, rekap nilai tes dan ketuntasan belajar siswa. 
Untuk memperoleh data yang akurat selama proses pembelajaran menggunakan teknik triangulasi yang digunakan untuk mengecek kebenaran dan memperkaya data. Triangulasi meliputi empat hal, yaitu:
1.   Triangulasi Metode
Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Untuk memperoleh kebenaran informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas atau terstruktur, obervasi, pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran.
2.   Triangulasi Antar Peneliti
Dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.
3.   Triangulasi Sumber Data 
Dilakukan dengan cara menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, wawancara, observasi, dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. 
4.   Triangulasi Teori. 
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. 
Pada waktu PTK dengan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 dan siklus 2 supaya data yang diperoleh akurat menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode yaitu peneliti menyiapkan instrumen lembar observasi aktivitas siswa yang digunakan peneliti untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran dan instrumen pelaksanaan pembelajaran dikelas yang digunakan teman sejawat untuk mengamati aktivitas peneliti selama melaksanakan pembelajaran.

F.   Analisis Data

Dalam PTK dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 dan siklus 2 menggunakan analisis deskriptif, yaitu:
1. Analisis deskritif  komparatif adalah membandingkan hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2. Hasil komparasi tersebut untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kekurangan dalam setiap siklusnya. Indikator yang belum berhasil tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya. Sehingga kekurangan-kekurangan yang telah diperbaiki, pada siklus berikutnya dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 
2. Analisis deskriptif kualitatif yaitu memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-angka. Langkah-langkahnya adalah reduksi data, penyajian data dengan bagan dan teks, kemudian penarikan kesimpulan.

G.   Indikator Keberhasilan

Dalam PTK ini indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti adalah:
a. Hasil tes kompetensi dasar minimal mencapai  80%  dari KKM 70.
b. Nilai aktivitas belajar siswa mencapai 80%

H.   Prosedur Penelitian

Pelakasanaan PTK dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 dan siklus 2 menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart sebanyak 2 siklus dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap terdiri dari:
1.       Perencanaan tindakan (planning),
Perencana tindakan dimulai dari proses indentifikasi masalah yang akan diteliti, termasuk hasil prapenelitian. Kemudian merencanakan tindakan yang akan dilakukan, termasuk menyusun perangkat pembelajaran yang diperlukan dan lain lain.
2.   Pelaksanaan tindakan (acting), 
Pelaksanaan tindakan adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran mulai dari kegiatan awal, inti, akhir sesuai dengan RPP.
3.   Observasi (observing), 
Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh kolabolator dan/atau oleh supervisor secara simultan (bersamaan pada saat pembelajaran berlangsung).
4.   Refleksi (reflecting). 
Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama kolabolator yang akan direkomendasikan tentang hasil suatu tindakan yang dilakukan demi mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh aspek/indikator yang telah ditentukan.
Seperti tersaji pada gambar dibawah ini: 

   Latar belakang dari pelaksanaan PTK ini, dikarenakan peneliti menemukan permasalahan rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa setelah peneliti melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA KD 1.2. Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. Dari jumlah siswa kelas III SD Negeri Pangkalan 5 sebanyak 27 siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 65 dari KKM yang ditetapkan sebesar 70, sedangkan siswa tuntas belajar 15 siswa (56% siswa), siswa tidak tuntas belajar 12 siswa (44% siswa) dari ketuntasan belajar yang ditetapkan sebesar 80% dan selama pembelajaran siswa kurang aktif.
    Berdasarkan dari permasalahan tersebut peniliti ingin mengetahui, apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya KD 1.2. Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. 
  Tujuan pelakasanaan PTK ini, yaitu untuk mengetahui keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pada mata pelajaran IPA khususnya KD 1.2. Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana.
     Menurut teori belajar kontruktivisme yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kelompok, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. 
    Mengacu pada teori belajar kontruktivisme, model pembelajaran kooperatif  tipe picture and picture mendorong siswa menemukan sendiri melalui belajar kelompok dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, yaitu siswa dapat menggolongkan makhluk hidup secara sederhana dengan cara memasangkan gambar-gambar hewan dan tumbuhan dengan tulisan penggolongan makhluk hidup secara sederhana yang telah disipakan guru.  
    Langkah-langkah rencana tindakan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut :
1.   Siklus 1
a.   Perencanaan tindakan (planning)
Perencanaan tindakan dalam PTK siklus 1 yaitu menyusun RPP yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sebagai berikut:
1). Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2). Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
3). Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
4). Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar dengan keterangan supaya menjadi logis.
5). Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran pasangan gambar tersebut.
6). Dari alasan/pasangan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7). Kesimpulan/rangkuman.
b.   Pelaksanaan tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK siklus 2 sebagai berikut:
1). Menyiapkan RPP siklus 1.
2). Menyiapkan kartu gambar-gambar hewan dan tumbuhan dalam ukuran kecil (5 cm X 5 cm).
3). Menyiapkan tulisan-tulisan penggolongan makhluk hidup secara sederhana dalam ukuran kecil (2 cm X 5 cm).
4). Menyusun LKS siklus 1.
5). Menyusun lembar tugas siklus 1.
6). Menyusun lembar tes kompetensi dasar siklus 1.
7). Menyusun lembar penilaian aktivitas belajar siswa siklus 1.
8). Menyusun lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus 1.
9). Menyiapkan lem dan gunting.
Rencana pelaksanakan tindakan berpedoman pada RPP model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 sebagai berikut :

c.   Observasi (observing)
Hal-hal yang diobservasi selama melaksanakan PTK siklus 1,  yaitu:
1. Aktivitas siswa diamati oleh peneliti dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas belajar siswa siklus 1, digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1.
2. Aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran di kelas diamati oleh teman sejawat PTK dengan menggunakan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus 1, digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1.
d.   Refleksi (reflecting)
Setelah selesai pembelajaran siklus 1 peneliti melakukan refleksi bersama teman sejawat dan pembimbing PTK, adapun data yang dijadikan bahan refleksi, sebagai berikut:
1. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa siklus 1.
2. Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus 1.
3. Hasil tes kompetensi dasar siklus 1.
4. Ketuntasan belajar siswa siklus 1.
Hasil dari refleksi siklus 2 merupakan bahan rujukan untuk perbaikan pembelajaran siklus 2.  
2.   Siklus 2
a.   Perencanaan tindakan (planning)
Perencanaan tindakan yang lakukan dalam PTK siklus 2 yaitu dengan menyusun RPP siklus 2, dimana kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus 2 yang tertuang dalam RPP siklus 2 ditambah dengan hasil observasi pembelajaran dikelas yang dilakukan teman sejawat pada peneliti selama melaksanakan pembelajaran siklus 1. Perencanaan inti RPP siklus 2 tetap dibuat sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sebagai berikut:
1). Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2). Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
3). Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
4). Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar dengan keterangan supaya menjadi logis.
5). Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran pasangan gambar tersebut.
6). Dari alasan/pasangan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7). Kesimpulan/rangkuman.
b.   Pelaksanaan tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan yang diterapkan dalam PTK siklus 2 sebagai berikut:
1). Menyiapkan RPP siklus 2 ( Kegiatan-kegiatan pembelajaran ditambah dengan hasil obseervasi pembelajaran dikelas yang dilakukan teman sejawat pada peneliti selama melaksanakan pembelajaran siklus 1, kegiatan tambah secara rinci tertuang dalam RPP siklus 2).
2). Menyiapkan kartu gambar-gambar hewan dan tumbuhan dalam ukuran kecil (5 cm X 5 cm).
3). Menyiapkan tulisan-tulisan penggolongan makhluk hidup secara sederhana dalam ukuran kecil (2 cm X 5 cm).
4). Menyusun LKS siklus 2.
5). Menyusun lembar tugas siklus 2.
6). Menyusun lembar tes kompetensi dasar siklus 2.
7). Menyusun lembar penilaian aktivitas belajar siswa siklus 2.
8). Menyusun lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus 2.
9). Menyiapkan lem, dan gunting.
10). Karton (merupakan tambahan media pembelajaran supaya siswa selama pembelajaran lebih kooperatif).
Rencana pelaksanakan tindakan berpedoman pada RPP model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 2 sebagai berikut :

c.   Observasi (observing)
  Selama pelaksanaan PTK siklus 2 hal-hal yang diobservasi, yaitu:
1. Aktivitas siswa diamati oleh peneliti dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas belajar siswa siklus 2, digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 2.
2. Aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran di kelas diamati oleh teman sejawat PTK dengan menggunakan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus 2, digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas guru selama melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 2.
d.   Refleksi (reflecting)
Setelah selesai pembelajaran siklus 2 peneliti melakukan refleksi bersama teman sejawat dan pembimbing PTK, adapun data yang dijadikan bahan refleksi, sebagai berikut:
1. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa siklus 2.
2. Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus 2.
3. Hasil tes kompetensi dasar siklus 2.
4. Ketuntasan belajar siswa siklus 2.
Hasil dari refleksi siklus 2 merupakan bahan pertimbangan yang digunakan untuk mengevaluasi PTK yang dilaksanakan telah atau belum mencapai indikator keberhasilan telah ditetapkan.
Sebelum melaksanakan PTK dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture siklus 1 dan siklus 2, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar kerja siswa, lembar tugas, lembar tes kompetensi dasar, lembar analisis soal, lembar rekap nilai dan ketuntasan belajar, lembar penilaian aktivitas belajar siswa, lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas,  Dibawah ini contoh-contoh format yang digunakan pada siklus 1 dan 2.
Untuk menentukan hasil tes kompetensi dasar pada siklus 1 dan 2 menggunakan rumus sebagai berikut: 
Untuk menentukan hasil ketuntasan belajar pada siklus 1 dan 2 menggunakan rumus sebagai berikut: 
Untuk menentukan hasil penilaian aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dan 2 menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menentukan hasil observasi penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas yang digunakan pada setiap siklusnya menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk melihat contoh BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan || Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Bagian 12 Silahkan KLIK TULISAN BIRU INI

Sekian dulu informasi yang bisa disampaikan oleh admin dan penulisan laporan PTK ini akan di posting sesuai dengan urutan yang ada di daftar isi Laporan PTK yaitu sampai dengan laporan seminar PTK. Jika bermanfaat silahkan si SHARE untuk dikembangkan lagi dalam pembuatan laporan hasil PTK. Saran dan masukan sangat berarti untuk perbaikan kedepan. Mohon maaf atas segala kekurangan.  Terima kasih.
Wassalamu'alaikum.Wr.Wb.

Post a Comment for "Metodologi Penelitian PTK || Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture BAB III Bagian 11"